Hmm, ternyata udah 2 tahun saya meninggalkan SMA. Tepat 2 tahun yang lalu saya juga mengalami hal yang sama yaitu UAN. Akan tetapi dulu masih 3 mapel yang di ujikan secara nasional. Sistem UAN yang sekarang menuntut siswa untuk belajar lebih giat karena mapel yang diujikan secara nasional ada 6 dan tiap hari ada 2 mapel yang diuji. (duh, tampaknya koq berat banget ya). Tambah lagi standar kelulusan UAN sekarang menjadi 5.25 (terus ada syarat lagi yang harus dipenuhi tiap mapel. Tapi lupa apa aja). Sebuah angka yang fantastis untuk level Indonesia yang notabene beragam dan tidak merata ini pendidikannya. Yah, tapi dengan adanya semua ini pasti akan ada cara untuk meluluskan kebanyakan peserta ujian.
Pernah suatu ketika, saya ditelpun seseorang yang akan mengikuti UAN ini. Dia malah nangis tersedu-sedu gara-gara mau UAN. Intinya sih minta didoain biar besok lancar ngerjainnya. Iya sih, saya sendiri sebagai teman yang jauh disana cuma bisa doain dan beri support ke dia. Akan tetapi, dengan nangis tersebut apakah itu suatu tradisi ataukah suatu kekhawatiran yang berlebihan ketika standar nilai UAN dan jumlah mapel yang diujikan semakin banyak? Karena dulu waktu saya mau ujian juga seperti itu kondisinya. Temen-temen pada nangis, terus maap-maapan, terus minta doa restu ma guru dan temen. Yah, mungkin sebuah kekhawatiran karena setelah belajar 3 tahun di SMA, pengujian lulus dan tidaknya hanya ditentukan pada 3 hari tersebut. Menyedihkan memang. Cukupkah 3 hari menilai tingkat akademik seseorang untuk bisa dikatakan lulus atau tidak di jenjang SMA? Dengan model soal seperti itu? Siapa yang tahu. Yang pasti untuk Anda yang sekarang UAN tetap semangat dan belajar sungguh-sungguh demi kelulusan yang sangat diidamkan itu.
Kalau udah lulus mo ngapain?? Jadi pertanyaan besar lagi ketika ingin masuk Perguruan Tinggi. Dengan sistem penerimaan mahasiswa baru yang lebih beragam, ada Ujian khusus, ujian mandiri, ujian SPMB, dll diharapkan semua yang lulus SMA bisa tertampung disitu dan terjadi pemerataan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Semoga terwujud Indonesia yang berkualitas di mata Internasional terutama dibidang akademik (science, art, and Technology – ITB Bangettss)