Trip to Lombok – Day 1

Hari pertama menikmati pagi di Lombok disambut dengan cuaca cerah dan udara yang segar. Panas belum terlalu menyengat tapi jam sudah menunjukkan pukul 7. Perbedaan waktu membuat kami harus menyesuaikan diri. Kalau memang harus diitung-itung dengan jam WIB, maka kami seolah-olah harus bangun jam 5 pagi biar bisa mandi dan sarapan jam 7 WITA. Betapa malasnya kalau harus ngitung-ngitung perbedaan waktu tersebut. Pengennya santai-santai dulu. Tapi ok lah, cuma selisih waktu 1 jam aja. Kalau begitu trip dimalam hari semakin panjang. Ahahaha.. Semakin cepat kami pergi wisata, semakin banyak yang bisa dikunjungi.

Diawali sarapan pukul 07.00 WITA. Di restoran hotel sudah ramai para penghuni untuk sarapan juga. Ternyata yang menginap disini kebanyakan bule-bule. Wisatawan lokal hanya beberapa saja. Menurut saya sih, makanan di hotel jayakarta tidak terlalu lengkap. Hanya menu minimalis aja. Beda dengan beberapa hotel yang setara di jakarta. Lokasi restorannya juga ditepi pantai jadi enak banget suasananya.

Breakfast at jayakarta lombok hotel
Breakfast at jayakarta lombok hotel

Kami dijemput oleh pihak travel pukul 08.00 WITA. NamaTour guidenya Pak Taufik. Ga heran juga ternyata di lombok banyak juga orang jawanya. Pak Taufik pun dari Malang. Oalah, ga di lombok, ga di sumatra, di kalimantan, ketemunya orang jawa. Sopirnya asli orang bali tapi sudah lama di lombok.

Wisata hari pertama ini kami namakan wisata budaya. Hari ini khusus tour dalam kota untuk melihat budaya-budaya unik di lombok. Kunjungan pertama ke pusat pembuatan gerabah. Pembuatan gerabah di lombok ya hampir sama dengan di jawa. Bedanya disana bahannya diambil dari tanah gunung. Jadi katanya lebih keras. Disana ada kendi yang khas lombok, namanya kendi maling. Kendinya unik. Atasnya ga bisa dibuka. Kalau mau masukin air dari bawah kemudian dibalik lagi. Tidak akan bocor dan bisa dituang melalui leher kendinya. Kendi unik itu memang agak mahal sih. Tapi keren juga buat pajangan dirumah.

keunikan kendi maling
keunikan kendi maling
Toko Gerabah di Lombok
Toko Gerabah di Lombok

Kunjungan kedua kami ke pusat pembuatan kain songket. Di lombok ternyata ada juga pembuatan songket. Modelnya mirip songket palembang. Cara pembuatannya masih tradisional juga jadi emang unique sekali. Dari kain songket tersebut bisa dibuat macem-macem seperti pakaian adat lombok, sarung, selimut, peci, dll. Setiap bahan pakaian yang dijual disana pasti dibuat secara handmade. Pada saat disana, kami mendapat kesempatan untuk didandani pakai pakaian adat lombok. Bahannya terbuat dari kain-kain songket tersebut. Pakaiannya silir karena ga dijahit. Cuma diputer-puter di badan aja. Keren juga waktu pakai pakaian khas lombok. Hehehe…. Pakaian khas ini katanya dipakai kalau ada acara-acara khusus seperti pernikahan dan acara-acara adat lainnya. Selain nyoba pakaian adat, kita juga bisa mencoba bagaimana rasanya nyongket / membuat kain songket. Emang ribet sih dan yang pasti lama banget bikinnya. Apalagi kalau newbie.

Pakaian adat lombok
Pakaian adat lombok
Belajar bikin kain songket
Belajar bikin kain songket

Selanjutnya kami mengunjungi rumah adat suku sasak. Konon katanya suku sasak ini adalah suku asli di lombok yang keberadaannya masih eksis dimasa modern ini. Yang kami kunjungi adalah satu desa dimana mereka masih menjunjung tinggi adat mereka. Mulai rumah, budaya, dan kehidupan sehari-hari. Ada paguyubannya yang menerima wisatawan disana. Ketika Anda sampai disana, akan disambut oleh tour guide lokal yang akan menjelaskan secara detail tentang kondisi desa mereka.Di desa itu, rumah dibangun dari kayu dengan atap terbuat dari jerami. Jadi namanya sasak. Keunikan dari rumah ini adalah lantainya tetap menggunakan tanah dan dipel pakai kotoran kerbau. What?? Kotoran kerbau? Yap begitulah kata mereka. Terus apa tidak bau? Ternyata tidak bau lho. Kotoran yang masih hangat itu dibuat ngepel lantai mereka biar semakin keras tanahnya dan bersih (kata mereka). Budaya ngepel pakai kotoran kerbau ini didapat secara turun temurun dari leluhur mereka. Kata mereka, kalau tidak dipel pakai kotoran kerbau, lantai tanah tersebut cepat rusak. Mungkin juga sih si kotoran kerbau tersebut sebagai perekat lantai tanahnya. Didalam rumah tersebut tidak ada kamar khusus. Hanya ada 2 ruangan, ruang depan dan ruang belakang. Ruang belakang untuk masak dan tempat tidur anak wanita. Ruang depan digunakan untuk menerima tamu dan tempat tidur anak pria. Memang begitulah budaya disana. Anak wanita harus tidur didalam dan dijaga oleh yang pria. Sepertinya desa suku sasak ini memang dibangun sedemikian rupa sehingga tepat sekali untuk wisata budaya. Seluruh rumah menggunakan atap sasak. Kegiatan mereka sehari-hari hanya disekitar rumah itu. Penghasilan mereka dari bertani disawah dekat situ. Ada juga yang mengandalkan dari datangnya wisatawan2 tersebut karena mereka juga berjualan macem-macem seperti kain songket, gantungan kunci, kaos, dll. So far, kondisi yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur leluhurnya tersebut tetap mereka jaga tanpa terganggu kehidupan modern. Mereka bisa membaur dan bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke lombok.

Sasak village
Sasak village
Didalam rumah sasak. Lantainya dipel pakai kotoran kerbau
Didalam rumah sasak. Lantainya dipel pakai kotoran kerbau

Sesudah dari rumah tradisional sasak, kami melanjutkan menuju ke selatan ke pantai kuta. Nama pantai ini mirip dengan nama pantai di bali. Pantai kuta versi lombok ini lebih tenang walaupun posisinya menghadap ke samudra hindia. Model pantai ini kaya pantai baron di jogja. Ada teluk gitu jadi airnya tenang dan diujung sana ada ombak-ombak kecil. Ketika disana, pantainya lagi surut jadi muncul kesan kotor dan tidak terawat. Di sekitar pantai kuta ini ada hotel novotel. Hotelnya keren juga ditepi pantai dan satu-satunya hotel bintang 4 di sekitar lombok selatan ini. Di pantai kuta ini ada legenda namanya legenda putri mandalika. Putri mandalika yang cantik jelita ingin dinikahi oleh beberapa pangeran dari kerajaan lain. Karena si putri tidak bisa menjatuhkan pilihan ke salah satu calonnya maka dia akhirnya mengabdikan dirinya kepada segenap rakyat lombok dengan nyale. Dia menjatuhkan diri di laut dan ketika dicari-cari tiba-tiba banyak cacing laut (disebut nyale) yang dipercayai merupakan jelamaan dari putri mandalika. Dengan begitu, dia akan menjadi milik bersama dengan menjadi nyale (cacing laut).

kuta beach lombok
kuta beach lombok
novotel lombok
novotel lombok
Patung putri mandalika di kuta beach lombok
Patung putri mandalika di kuta beach lombok

Ketika hari sudah sore, kami menyudahi acara untuk hari ini. Kegiatan ditutup dengan dinner di kota lombok. Dinner kedua ini disediakan oleh pihak tour. Jadi kami tinggal makan aja. Kalau minumnya bayar sendiri biar lebih enak milihnya. Suasana tempat makannya seru juga. Kali ini suasananya di sawah. Sepanjang mata memandang, sawah itulah yang bisa dilihat. Ketika melihat ke barat, ada sunset yang sangat jelas terlihat. Jadi melihat sunset tidak harus di pantai. Bisa juga lihat dari sawah. Hehe.. Balik ke makanan di lombok, saya baru ngeh ketika makan ketiga kalinya disini. Ternyata khas dilombok itu setiap makan pasti ada yang namanya kangkung. Ahahaha.. Makanan favorit saya ini ternyata menjadi makanan wajib sebagai lalapan disini. Jadi mau apapun makanannya, kangkung pasti menemani Anda.

Dinner di Lombok. Pasti ada kangkungnya
Dinner di Lombok. Pasti ada kangkungnya
sunset di sawah di sekitar kota lombok
sunset di sawah di sekitar kota lombok

Okay demikian saja cerita hari 1 ini. Semoga bermanfaat bagi rekan-rekan sekalian. Masih akan ada cerita-cerita lain ketika kami wisata ke lombok kemarin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *