Pengalaman Isolasi Mandiri Covid-19

Setelah kemarin kena tracing teman saat di kantor dan dinyatakan positif covid juga, akhirnya saya menjalani isolasi mandiri. Berhubung harus mengikuti protokol kesehatan perusahaan, maka saya harus isolasi mandiri disebuah rumah dinas perusahaan. Satu rumah berisi 3 orang sesuai jumlah kamar yang ada di rumah tersebut.

Kondisi fisik saya saat itu tidak merasakan apa-apa. Tidak ada gejala yang muncul. Jadi seolah ini hanya pindah tidur aja agar tidak menulari yang lain. Kerjaan di rumah singgah hanyalah makan, tidur, nonton youtube, mandi, dan berjemur. Sesekali kerja juga biar ada kegiatan. Bosen juga ternyata kalau orang sehat disuruh berdiam di kamar aja. Alhasil minta meja biar bisa kerja. ehehehe…

Secara overall, fasilitas yang diberikan perusahaan cukup baik. Makan terjamin, obat ada, dijenguk tiap hari oleh suster. Ga enaknya cuma tidak bisa ketemu keluarga dan harus dilakukan isolasi minimal 7 hari. Dan juga pas isolasi ini melewatkan idul adha bersama keluarga. 🙁

Selama isolasi mandiri tersebut, terjadi musibah yang bertubi-tubi. Dalam rentang waktu 1 minggu, 3 orang dekat kami meninggal dunia. 2 diantaranya masih dalam kondisi positif covid. Hal-hal seperti ini yang membuat imun menjadi kurang baik karena kita juga pasien yang sama seperti beliau itu. Bisa jadi kapan saja terjadi sesuatu yang diluar dugaan meskipun saat itu sehat-sehat aja. Ikhtiar yang dilakukan ya sesuai arahan yang berkompeten. Dikasih makan ya dimakan, dikasih obat ya diminum, disuruh berjemur ya berjemur aja, disuruh minum booster ya diminum. Pokoknya semua dilakuin biar segera keluar dari tempat isolasi. Jadi selama isolasi tersebut alhamdulillah tidak mengalami gejala aneh-aneh. Tinggal dirumah singgah menjadi seperti ketika dinas aja. Tidak ketemu keluarga untuk beberapa waktu. Biasanya dinas keluar kota, ini cuma keluar apartemen aja. Hehe…

Pada hari ke-7 dilakukan test PCR lagi. Hanya bisa berdoa saja semoga negatif dengan harapan segera balik ke apartemen. Hari ke-8, hasil test PCR keluar dan alhamdulillah hasilnya negatif. Segera setelah hasil keluar, segera beres2 kamar dan cabut dari rumah tersebut. (23 Juli 2021)

ISOMAN Lagi

Setelah dinyatakan negatif, saya kembali ke apartemen. Sesuai petunjuk yang disampaikan, saya harus melakukan isolasi mandiri lagi di apartemen selama 1 minggu. Setelah isolasi mandiri, disuruh medical clearance. Selama isolasi mandiri lanjutan, alhamdulillah masih aman. Hingga seminggu kemudian, saya ke rumah sakit untuk medical clearance.

Yang dilakukan untuk medical clearance adalah ronsen dan konsul dengan dokter paru. Ronsen butuh waktu cukup lama. Antrinya banyak bener. Butuh waktu sekitar 3 jam nunggu ronsen aja. Abis itu nunggu dokter paru juga sekitar 3 jam. Alhasil seharian di rumah sakit. Tapi akhirnya terjawablah sudah, kondisi paru-paru bersih dan aman. Tidak ada sisa-sisa yang ditinggalkan oleh covid ini. Dokter juga tidak memberikan obat untuk selanjutnya. Hanya disuruh minum vitamin dll. Sesuai info dokter, setelah positif covid belum bisa vaksin. Jadi vaksin kedua saya dijadwalkan 3 bulan setelah medical clearance tersebut.

Alhamdulillah, akhirnya sudah normal kembali dan bisa beraktivitas dengan aman. Tidak perlu takut ya dekat-dekat. Katanya setelah 14 hari itu, covid sudah tidak menular meskipun masih positif. Tapi saya kan udah negatif. Jadi besok kerja ke kantor.

Tetap semangat.. Musim pandemi seperti ini harus tetap jaga kesehatan, jaga prokes, dan jangan sering2 keluar.. OK!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *