Bandara Kita Sudah Tak Nyaman Untuk Disinggahi

Naik pesawat mungkin merupakan hal yang wah pada jaman dulu. Pesawat dirasa seperti barang mewah dan mahal untuk dinaiki. Dahulu hanya beberapa maskapai saja yang beroperasi. Namun saat ini ada beragam maskapai yang melayani banyak penumpang baik dari rute maupun frekuensi penerbangan.

Kondisi ini tidak diimbangi dengan pengembangan bandara untuk menampung pesawat yang datang dan pergi silih berganti serta jumlah penumpang yang semakin banyak. Alhasil, bandara saat ini sudah kaya pasar saja. Akhir-akhir ini saya memang harus bepergian naik pesawat. Ada beberapa bandara yang harus disinggahi untuk menuju ke suatu daerah. Kondisi banyak bandara di Indonesia adalah begitu-begitu aja. Pengembangan minim padahal rute dan frekuensi terus berkembang. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan antara area penampungan pesawat dan penumbang dengan jumlah yang harus ditampung.

Kondisi ini jika terus dibiarkan akan menyebabkan bandara menjadi kaya pasar bahkan kaya terminal bus yang semrawut dan tidak nyaman. Bahkan mayoritas bandara yang disinggahi oleh maskapai swasta di Indonesia ini mengalami penumpukan penumpang. Penumpukan ini dimulai dari counter check-in, ruang tunggu, sampai masuk pesawat, dan mulai terbang.

Di counter check in, para penumpang maskapai ini entah memang buru-buru atau memang ga bisa ngantri, pasti suka nyerobot antrian bahkan dia berinisiatif membuat barisan baru. Padahal sebenarnya baris antrian sudah jelas. Ini nih yang menyebabkan jadi bete waktu ngantri di counter checkin. Di ruang tunggu juga semakin parah. Kapasitas tempat duduk sudah tidak mencukupi lagi untuk menampung penumpang yang antri boarding. Kejadian ini semakin parah ketika peak season seperti hari minggu sore untuk tujuan-tujuan yang ramai. Di ruang tunggu sudah tidak nyaman, tak ada tempat duduk, pada banyak yang ngerokok di sepanjang lorong, bahkan yang lebih menyedihkan lagi kalau ternyata pesawatnya delay.

Ketika mulai terbang pun kita masih harus mengantri. Antri terbang juga bisa terjadi dari 10 – 30 menit lebih. Kondisi ini semakin parah kalau weekend. Bahkan ketika sudah masuk pesawat, untuk menghitung penumpang bisa-bisa sejam sendiri. 🙁

Tiap maskapai memang memiliki SLA sendiri-sendiri. Namun maskapai itu kebanyakan mengalami keterlambatan karena keterbatasan bandara. Banyak faktor yang menjadi penyebab, mulai dari antrian penumpang sampai antrian pesawat.

Yang perlu saya tekankan disini, dari bandara-bandara yang sudah saya kunjungi, menurut pandangan pribadi saya, bandara ini sudah semakin parah dan kronis. Apalagi saat ini tiap bandara sudah menjadi bandara internasional. Pintu masuk bandara saja sudah kaya pasar. Mau masuk ke counter checkin kaya pasar ramainya. Memang sih,, ini sebagai bukti kalau ekonomi kita semakin maju. Namun harus diimbangi dengan infrastruktur yang memadai.

Bandara-bandara yang pernah disinggahi, jakarta (parah), palembang (sedang diperluas), surabaya (so so), jogja (parah), solo (so so), semarang (so so), balikpapan (sedang perluasan), pekanbaru (bandara baru, good), lombok (bandara baru, pedagangnya kaya pasar. Lesehan).

Semoga kedepan, bandara-bandara kita semakin luar biasa. Semakin mengembangkan konsep baru yang mampu memberi terobosan luar biasa untuk kemajuan bisnis penerbangan. Biar kita semakin bangga dengan apa yang kita punya.

1 thought on “Bandara Kita Sudah Tak Nyaman Untuk Disinggahi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *