Aplikasi itu bernama GOJEK

gojekYupz,, semua pasti sudah tahu apa itu GOJEK. Di jalanan pasti sangat jelas terlihat dari pandangan mata karena menggunakan jaket hijau daun dengan helm berwarna hijau pula. Di dunia maya, Gojek menjadi pelopor aplikasi ojek online yang menghubungkan customer dengan pengendara dalam satu aplikasi.

Ide dari aplikasi itu sebenarnya sederhana saja, dimana ada kebutuhan akan transportasi yang cepat dan tidak perlu nawar-nawar lagi dan sudah masive nya ojek-ojek pangkalan di kota besar. Bisa dilihat di setiap halte busway, setiap pintu masuk kompleks, pasti ada ojek pangkalan yang siap sedia nganterin. Sebagai pendatang baru mungkin agak takut naik ojek. Takut bayarnya kemahalan. Hehe.. Dengan adanya aplikasi ini, harga sudah pasti dihitungkan oleh aplikasi berdasarkan jarak. Jadi semacam argo kalau di taksi. Dengan begitu, untuk masyarakat muda yang pengen nggak ribet dan cepet pasti sangat terbantu. Tinggal order di aplikasi, ojek menghampiri tanpa tawar menawar lagi.

Lain pengendara ojek lain pula sopir taksi. Ketika saya menuju bandara soekarno hatta naik taksi, saya dan pak sopir terlibat percakapan mengenai gojek. Katanya tarikan sehari menurun drastis semenjak adanya gojek. Biasanya dia kerja shift-shift an bisa pulang lebih awal 2 – 3 jam dan sudah mengantongi setoran plus lebihannya. Namun semenjak adanya gojek, uber, dll itu dia harus nambah extra waktu lagi untuk memenuhi setoran. Padahal dari management taksi sudah ditarget mobil diambil dari pagi dan kembali malam untuk shift pagi. Kalau telat malah kena denda. Mendengar pengakuan bapak taksi itu jadi kasian sebenarnya. Namun mungkin segmennya beda ya antara naik taksi dan naik gojek. Misal kita jalan berempat. Kalau naik taksi bakal lebih hemat dibanding naik gojek. Namun kalau lagi buru-buru dan sendirian, pasti milih naik gojek. Maaf ya Pak Taksi.. 🙂

gojek palembang

Sebenarnya saya ingin cerita mengenai gojek. Saat ini, di palembang sudah ada gojek. Ntah itu bakal memukul pendapatan taksi atau ojek pangkalan di sekitar palembang atau tidak namun dengan adanya gojek, saya sangat terbantu jika mau beli makanan. Maklum, rumah saya cukup jauh dari Palembang. Yah kira-kira 15 – 20 km. Kalau naik mobil mungkin 1 jam baru sampai. Jika terkadang lagi pengen beli sesuatu di kota, kami harus berkendara cukup lama. Misal dari rumah setelah magrib, baru sampai palembang kira-kira 19.30. Pesen makan dan makan sampai selesai udah jam 21.00. Balik sampai rumah 22.00 udah lapar lagi. Kalau dipikir-pikir melelahkan. Hehe.. Dengan adanya gojek ini, tinggal pesen makan via aplikasi. Sudah banyak tempat makan yang masuk di aplikasi gojek dan baiknya, si mamang ojek dengan senang hati mengantarkan sampai ke rumah.

maps gojek palembang

Dengan adanya gojek ini, tinggal pesen makan via aplikasi. Sudah banyak tempat makan yang masuk di aplikasi gojek dan baiknya, si mamang ojek dengan senang hati mengantarkan sampai ke rumah. Terkadang saya terharu melihat perjuangan dia. Biasanya order jam 18.00. Dia baru sampai rumah jam 19.30. Belum baliknya lagi ke Palembang. Kalau dibayangin kasian bener bolak balik sungai gerong. Padahal jalan disitu gelap. Belum lagi cuaca lagi musim hujan ini. Ketika orderan sampai, pasti mamang gojek itu bilang, “Maaf lama Pak. Tadi macet di ampera. Sama lumayan jauh juga jalannya”. Dalam hati, ya iya lah Pak, 20 km.

Terlepas dari legal atau ilegalnya usaha ini, saya mengucapkan terima kasih kepada mamang gojek yang bersedia nganterin makanan sampai ke sungai gerong dan aplikasi yang sangat berguna di kehidupan sehari-hari yang serba praktis ini. *bukanpromosi*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *