Puasa Pertama di Bulan Ramadhan 1431 H
Hari ini adalah hari kedua bulan ramadhan. Saya masih bersemangat untuk sahur, berbuka, dan sholat tarawih. Kemarin adalah hari pertama bulan ramadhan. Diawali dengan sholat tarawih berjamaah di masjid deket kosan, niat sudah diluruskan semoga puasa bulan ini tidak bolong. Sehabis tarawih saya makan malam yang sudah dimasak oleh yuliana. Menu kali ini adalah tumis telor puyuh dan bakso ikan.
Paginya, ketika sahur, makan menu yang sama ditambah air putih yang cukup karena baru puasa pertama. Dikhawatirkan lemes di tengah jalan. hehe.. Namun kenyataannya tidak, saya masih segar bugar sampai sore. Pagi hari setelah sholat subuh, saya menuju tubagus untuk mengantar yuliana ke travel karena dia akan ke jakarta. Eh, sampai travel, mobil yang akan ditumpangi sudah berangkat. Keberangkatannya sih jam 5. Kami sampai sana sekitar 5.05. Wah bener2 tepat waktu bahkan tidak ada toleransi. Ok deh. Alternatif lain, dia ngajak saya naik motor ke jakarta. Saya sempat shock karena sebelumnya saya belum pernah ke jakarta naik motor, dan saya juga belum tahu jalan menuju jakarta. Tekad sudah dibulatkan untuk sesaat, ketika diberitahu kalau ke jakarta naik motor bakalan lebih lama, akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk naik motor ke jakarta. Alternatif lain lagi mencari travel untuk keberangkatan berikutnya. Pilihan berikutnya jatuh pada cipaganti. Ternyata cipaganti berangkat jam 6.15 pagi. Masih cukup waktu untuk menuju BTC dan mempersiapkan segalanya lagi. Kami langsung meluncur ke BTC menunggu travel yang akan berangkat beberapa waktu lagi.
Pukul 6.20 travel berangkat. Saya mengantar sampai BTC saja. Sesaat setelah travel berangkat, saya pun ikut berangkat menuju kos. Doh, apes nya, waktu menaiki motor, ban saya sudah kempes lagi. Wah, masa belum ada 1 bulan udah bocor 2x. Sebelum berangkat, saya cek dulu bannya, ternyata tertancap paku kecil ke ban belakang. Ok! Saatnya mencari tambal ban. Kemudian saya berpikir, di daerah sini sih banyak tukang tambal ban, namun kalau masih pagi begini emang udah ada yang buka ya. Secara toko-toko makanan ada baru buka jam9nan. Tanpa pikir panjang dan emang harus dituntun, motor saya dorong ke arah perempatan pasteur. Saya menemukan tambal ban tak jauh dari BTC tapi ternyata belum buka. Hahaha.. Saya melanjutkan lagi perjalanan, akhirnya menemukan bapak tukang tambal ban di daerah perempatan pasteur.
tambal ban
peralatan tambal masih sederhana
Bapaknya hanya seorang diri. Orangnya tidak aneh-aneh dan tidak banyak bicara. Dia langsung mengerjakan aksinya menambal ban saya. Ketika saya amati sekitar, dia sepertinya sehari-hari disitu. Terdapat ruang penyimpanan dan juga sebuah lapak tertutup yang mungkin digunakan untuk istirahat. Tak jauh dari situ ada juga buku tulis yang kemungkinan besar milik anaknya. Biaya sekali tambal untuk motor saya dihargai 6000. Ya udah deh, daripada nuntun sampai kosan.
lapaknya
Walaupun pagi hari saya harus bocor dan mendorong motor saya lumayan jauh, saya akhirnya kuat puasa sehari penuh. Ah lebay, padahal biasa aja kaya gitu. Hari itu diawali dengan hujan di pagi hari sehingga membuatku nyaman dan tidak mau keluar kosan.
Possibly Related Posts:
- Cerita Tugas Akhir
- Renungan Diri
- Penyederhanaan Voucher Indosat
- Potret Kehidupan Desa
- Tapping KickAndy di studio metrotv
Did you enjoy this post? Why not leave a comment below and continue the conversation, or subscribe to my feed and get articles like this delivered automatically to your feed reader.
Comments
Wah pagi-pagi puasa sudah dorong motor mencari tambal ban?hehe…
saya dulu juga pernah ban bocor jam 6 pagi, dorong-dorong motor, terus saya parkir menunggu penambal ban buka ampe jam 7!
Bali Villas Bali Villa
mursid
Sriyono Suke
Tidur di kamar kost sampai sore? (wah kok betah ya)