Kerja biasa pun tak cukup untuk sehari-hari

Saya suka heran dengan paradigma orang-orang pada umumnya. Mereka cenderung mencari kerja daripada menciptakan lapangan kerja. Padahal kalau dihitung-hitung secara kasarnya sih kerja itu gaji tidak seberapa tapi waktu yang dihabiskan cukup banyak. Ini berlaku untuk semua orang. Dan mungkin sebagian dari Anda sudah merasa cukup karena gaji yang diberikan lumayan gede. Beruntunglah Anda jika memiliki skill diatas rata-rata sehingga Anda bisa menunjukkan hasil yang memuaskan dengan skill Anda tersebut. Ujung-ujungnya adalah gaji yang diberikan semakin meningkat dan pengalaman semakin banyak.

Bagaimana kalau orang tersebut tidak punya skill yang memadai. Misalnya saja hanya sebagai OB di kantor. Tentunya pekerjaan mereka bisa dibilang mudah dan semua orang bisa. Namun sebenarnya jika tak ada OB, kita bisa kelimpungan ga karuan, ga ada yang nyiapin segala keperluan kita di kantor. Tapi tentu saja gaji sebanding dengan pekerjaan. Tanpa skill maka gaji kecil pula. Itulah yang dirasakan para OB di kantor. Berapa sih gaji mereka tiap bulan? saya juga ga tau sih. Cuma menurut penglihatan saya, jika hanya mengandalkan dari gaji saja tidak cukup untuk biaya hidup bulanan plus menyekolahkan anak. Padahal waktu yang dihabiskan untuk kerja bisa dibilang cukup panjang. Datang jam 7 pagi, pulang sekitar jam 4 atau 5. Udah 8 jam lebih.

Pernah suatu ketika, seorang pekerja bertemu dengan orang magang disitu. Dia curhat dengan keadaannya saat ini dimana dia sekarang punya anak lagi, jadi total anaknya 3, satu masih bayi, yang gede udah SD. Dia mulai mengeluh dengan orang magang itu, katanya beli susu anak itu mahal. Padahal bayi kan makanannya susu. Akhirnya dia meminta suntikan dana untuk beli susu buat Anaknya.

Di lain waktu, ketika ada kenaikan kelas, harus membayar ini itu di sekolah. Membayar uang gedung, membayar seragam, membayar buku sekolah. Padahal untuk hidup sehari-hari saja sudah pas-pasan. Apalagi buat membayar sekolah. Dia juga mengatakan emang sih sekolah SPP nya gratis tapi masih saja ada pungutan sana sini yang masih dibebankan kepada orang tua. Nah terus siapa dong yang salah dari peraturan yang tertulis sekolah gratis? Tak taulah, itu main-main siapa, yang saya lihat disini adalah sekolah itu emang ga murah. Walopun ada embel2 gratis, tetep saja orang tua masih membayar sejumlah uang demi kelancaran anaknya disekolah.

Terus bagaimana nasib OB tadi. Jika pekerjaannya hanya itu-itu saja, dan dia tidak ada usaha lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang semakin banyak, apakah dia bisa bertahan? tentu saja bisa. Namun kecil kemungkinannya. Solusi termudah adalah minta sumbangan kepada pekerja-pekerja disitu yang memiliki standar gaji lebih tinggi. Mungkin sekali dua kali mereka ngasih, tapi apakah harus selalu dikasih. Ntar malah ketagihan dong. Jadi harusnya gimana menyikapi hal ini? Saya terkadang bingung dengan orang-orang seperti ini. Mereka bahkan tidak malu mengumbar kekurangan mereka demi menarik simpati orang yang diajak cerita. Ujung-ujungnya minta sumbangan juga. Alasannya juga bermacam-macam dan tentu saja masalah finansial yang menjadi masalah fundamental di dalam keluarganya. Jadi sebenarnya berapa upah yang layak bagi orang yang sudah berkeluarga dan memiliki anak sekolah. Sepertinya hampir sebagian besar pekerja tanpa skill yang cukup hanya akan terbelit masalah finansial jika hanya mengandalkan dari pekerjaan itu.

Mari usaha.. Siapa yang mau usaha.. mari join dengan saya.. hehe..

Possibly Related Posts:


Did you enjoy this post? Why not leave a comment below and continue the conversation, or subscribe to my feed and get articles like this delivered automatically to your feed reader.

Comments

kadangkala, walau seharusnya begitu, kerja tidak hanya soal uang. tapi juga kebahagiaan.

jika pekerjaanmu hanya memberimu uang, kau memang hanya seorang pekerja. tapi jika pekerjaanmu memberimu kebahagiaan, kau pasti seorang seniman.
haris´s last blog ..Lelaki-lelaki Ayu Utami

bener juga sih.. tapi kebahagiaan didapat setelah semua tercukupi. Kalau masih saja kurang apakah bisa bahagia? walaupun dia menikmati pekerjaannya. itu namanya zona nyaman..

P7

Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan

hmmm
begitulah kerasnya dunia, kawan…

btw, mau nyiptain lap kerja apa nih??

aq siap join wes dg kmu kawan

ckakakaka
ahmed fikreatif´s last blog ..Sabarlah Kawan…

Kalo saya pernah mengalaminya sendiri mas,,maksudnya diajak cerita sama salah satu pegawai parkir di kampus saya mas. Bapaknya cerita ini itu, tapi yang aku salut adalah beliau selalu mensyukuri apa yang didapat. Bahkan malam hari pun beliau mencari peruntungan buat bantuin sopir angkot cari penumpang. Sering ketemu kalo mau ngangkot ke stasiun Kiaracondong, hehehe. Gak melulu keterbatasan dana membuat orang menjadi “peminta-minta”
Aulia Afifhuda´s last blog ..Save Our Heritage 2

Betul kata mas Adrian kerja sehari makan waktu lebih lama dengan rata2 kalau dihitung pendapatan yg sedikit.
Edmontech´s last blog ..Smart Tips Selecting Smartphone

Leave a comment

(required)

(required)


*
To prove you're a person (not a spam script), type the security word shown in the picture. Click on the picture to hear an audio file of the word.