Taipei - Okinawa
Hari itu kami bermalam di taipei, cuma numpang tidur doang sih tapi elitenya kami tidur di hotel. Kami tidak bisa kemana-mana karena tidak memiliki visa taipei. Sebenarnya sih kami tinggal di tempat yang lumayan ramai. Ga tau juga itu kota atau bukan, tapi disana banyak toko-toko. Kalau di solo bisa dibayangkan di coyudan, atau kalau di bandung ya mirip-mirip ama di jalan otista. Kami sampai sana jam 21.00 jadi udah pada tutup tokonya. Dan besoknya kami harus ke sampai bandara lagi sebelum jam 7.
lobi hotel taoyuan
Saya sendiri waktu disana masih panik dengan waktu. Tiba-tiba aja udah jam 1, tapi di jam saya masih jam 12. Kalau saya tidur jadi takut ga bisa bangun. Tapi walo begitu, saya tetep tidur walopun bangunnya rada molor.. hehe.. Pagi-pagi disana dingin. Pemandangan di luar jendela hotel udah mirip kaya jakarta. Cuma disitu masih lumayan banyak pohon. Jalanan juga ga macet kaya di Indonesia.
Sampai bandara, ternyata pemeriksaannya ga terlalu ketat. standar aja sih. Terus kami menunggu dalam waktu yang cukup lama. Sembari menunggu, kami masih mempersiapkan buat presentasi besok. Hoammm.. deg2an deh kalo inget itu. Presentasi di depan juri dengan level internasional. Haha…
Akhirnya jam keberangkatan sudah tiba. Kami menuju okinawa dengan pesawat china airlines juga. Tapi pesawat ini beda dengan pesawat yang kami tumpangi kemarin. Pesawatnya lebih kecil. Cuma muat 6 orang se baris. Ketika pesawat take off, saya merasakan hal yang berbeda. Telinga saya jadi serasa tertekan gitu. Ogh,, sakit banget. Udah makan permen, udah dengerin musik, tetep aja masih tertekan. Apalagi waktu menembus awan, ga tau ada korelasinya atau nggak, tapi saya merasa waktu masih diantara perbatasan awan itu telinga saya sakit. Waktu udah diatas awan sih udah biasa lagi.
di Bandara Taipei
Akhirnya kami sampai di okinawa. Bandara yang kami tuju adalah naha airport. Ternyata bandaranya itu dekat sama pangkalan militer amerika. Jadi tak jauh dari situ, banyak jet-jet tempur. Ketika turun dari pesawat, kami langsung dijemput sama bis bandara menuju tempat keluar. Di bandara ini beda sendiri dibandingkan bandara yang lain karena ada jemputan bus. Kita tidak perlu jalan jauh menuju imigrasi. Merasa santai di dalam pesawat, kami keluar di paling akhir. Eh ternyata waktu di imigrasi, antrinya udah panjang banget. doh, kami harus menunggu lama untuk melewati imigrasi itu.
Waktu di imigrasi, passport harus di cek. Difoto wajah, di scan sidik jarinya. Doh, rumit bener nih prosedurnya. Tapi semua sudah terkomputerisasi. Waktu saya ditanya aneh-aneh sama petugasnya, saya bingung sendiri karena perbedaan bahasa. Akhirnya mereka menggunakan senjata andalan. Menunjukkan gambar-gambar apa yang harus dilakukan. Hahaha.. lucu juga lho caranya. Mereka menyiapkan gambar-gambar, misal harus sidik jari prosedurnya gimana. Terus bawa apa aja gitu ada gambar2nya. Terus saya ditanya ke okinawa mau ngapain. Saya jawab aja mau ada lomba. Terus ditanya mana suratnya. Doh, saya ga bawa surat. Teman saya yang bawa. Akhirnya mereka meloloskan saya. Horaiii…
Setelah semua beres, akhirnya kami keluar bandara. Hmm.. begitulah suasana di jepang. Tampak lengang ntah kenapa. Mungkin karena masih di area bandara. Keluar bandara kami langsung menuju ke stasiun monorail. Untuk masalah transportasi ke tempat-tempat strategis, di jepang sudah terintegrasi. Dari bandara langsung ada bus atau monorail atau taxi. Kami memilih monorail biar cepet dan murah.
Beli tiket monorail di mesin tiket
Kereta monorail
Suasana di stasiun sepi ga seperti di Indonesia yang banyak petugas dan kuli. Disana semua serba otomatis. Beli tiket udah ada mesinnya. Tinggal masukin uang, pilih yang dituju, keluar tiket dan kembalian. Untuk masuk ke stasiunnya juga ga perlu dicek tiketnya oleh petugas. Sudah ada mesin yang ngecek validitas tiket. Jadi tiket yang kita miliki, dimasukkan ke mesin itu, nanti di ujung satunya, tiket keluar (udah dibolong). Ga tau juga gimana kalau kita masukin tiketnya yang udah dibolong. Mungkin alatnya akan menutup jalan kita. Heheh.. Saya ga berani nyoba.
Pintu masuk monorail station
Kami tinggal di toyoko inn di daerah Omoromachi. Dari naha station kami turun di omoromachi station. Jalan sekitar 7 menit sampai di hotelnya. Sesampai di hotel jam 12.30, konfirmasi, bayar, tapi sayangnya kami ga boleh masuk kamar karena disana itu aturannya cek in jam 4 sore dan harus keluar sebelum jam 10 pagi. Hal ini diberlakukan karena waktu jam 10-jam4 sore, semua kamar dibersihkan dan tidak boleh ada yang tinggal di kamar. Kami memutuskan untuk jalan-jalan dulu aja karena menunggu masih lama. Kebetulan sekali, di depan hotel ada semacam mall gitu. Masuklah kami ke mall itu. Cari makan siang.
Menu Ala Jepang
ada McD dan KFC juga lho
Di mall itu, tersedia banyak makanan yang ga beda jauh sama indonesia. Ada juga KFC dan MCD disana. Tapi kata dosen saya, kalau di jepang itu ga boleh makan ayam-ayam-an, makan kuah juga harus hati-hati, jadinya kami cuma bisa pesen seafood. Hehehe… Disana menunya bervariasi, harganya pun bervariasi. Kami memutuskan untuk makan di foodcourt. Saya pesan nasi sama ebi. Ketika pesen, kami langsung bayar terus disuruh nunggu ntar dipanggil. Dipanggilnya ternyata bukan berteriak-teriak. Tapi kita diberi alat khusus yang menyimpan record makanan kita. Nah alat itu bisa bergetar-getar kalau makannya udah siap. Jika bergetar-getar, kita menuju ke tempat pembelian makan itu lagi untuk mengambil makanan. Hehe.. Lucu juga yah caranya. Mungkin alat itu punya RFID yang bisa menerima sinyal dari jarak jauh. Ga perlu teriak-teriak. Tinggal nunggu sambil duduk, yang beli bisa tau pesanannya udah jadi atau belum.
alat yang bisa getar jika pesanan sudah siap
Makanan yang disajikan membuat perut kenyang. Makannya pun pake sumpit jadi rada susah kalo nasinya udah terlanjur basah. Karena ga ada sendok, jadi kalau makan yang berkuah langsung diteguk dari mangkoknya. Segede apapun mangkoknya, kalau itu emang berkuah tetep aja di teguk. Hehehe… Sebenarnya ga etis sih bagi saya. tapi mau ga mau langsung hajar.. Yang bikin lain dari Indonesia adalah tempat makanan yang sudah kita gunakan dikembalikan ke tempat pencucian piring jadi meja yang kita gunakan menjadi bersih lagi. Ga seperti Indonesia langsung tinggal saja di meja.
Ebi ala Jepang
bersiap makan pake sumpit
Abis makan, kami langsung pulang ke hotel. Saya tinggal di lantai 5 hotel tersebut. Melihat ke jendela luar, terlihat pemandangan perempatan yang cukup sibuk. Mobil-mobil banyak yang melintas tapi ga macet. Pengendara mobil pun taat peraturan. Malahan, jika ada yang menyeberang, mobil itu berhenti sejenak sampai yang nyebrang itu lewat jalan raya. Bahkan jika jalannya macet, mobil2 itu ga pernah ada yang menginjak zebra cross yang ada di perempatan jalan. Mereka berhenti ditempat yang aman. Pokoknya disiplin banget deh orang-orang di jepang. Meskipun ada juga yang ga disiplin. Vending machine pun dimana-mana ada dan ga ada yang rusak maupun dirusak. Emang top banget budayanya.
vending machine dimana-mana
Possibly Related Posts:
- Kampus ITB beberapa tahun mendatang
- Suasana Kampus di Malam Hari
- Penerbangan Pertama
- Pengemis, Pengamen, Tukang Parkir di Kota Bandung
- Kopdar Bengawan Jakarta-Bandung di Bogor
Did you enjoy this post? Why not leave a comment below and continue the conversation, or subscribe to my feed and get articles like this delivered automatically to your feed reader.
Comments
OMDO….Katanya mau beliin kimono..Balik kejepang sono lagi.Jangan pulang sebelum bawa kimono.hihihihihi
Cantik´s last blog ..Ati Tahu Bumbu Rujak
wah wah …
sajake cah pinter ki..
dolane ke Jpenag je..
kapan ki aku isoh mrono…
*Bermimpilah terus Med
ahmed fikreatif´s last blog ..Sampah Kertas di Sudut Ruangan Kantor dan Dunia Paperless
Jepang dimana2 dan apa2nya maju ya…???
Tapi Indonesia juga cukup maju juga ding..
ahmed fikreatif´s last blog ..Sampah Kertas di Sudut Ruangan Kantor dan Dunia Paperless
wah menyenangkan.. Jadi pengen kesana..
wibisono´s last blog ..Hari Buku Dunia 2010 : Mari Membaca