Malam minggu di Solo, saya menyempatkan jalan-jalan keluar bersama adik saya. Walaupun grimis rintik2 membasahi, kami tetap berangkat. Tak ada tujuan khusus jalan2 kali ini, cuma pengen lihat sikon kota solo di malam hari.

Perjalanan diawali dari pasar malem windujenar. Disana ada pasar yang didisain berjualan di malam hari dengan menutup ruas jalan depan pasar. Penjual berjajar disepanjang jalan. Mereka menjajakan berbagai kerajinan dan pakaian. Ada juga yang menjual makanan ringan. Diantara serentetan penjual dijalan tersebut, terdapat panggung yang digelar di depan pasar windujenar. kebetulan, kemarin ada pre event solo music jazz yang akan diadakan awal desember mendatang. Sepertinya solo banyak event ya akhir-akhir ini.

Galabo malam hari

Hari sudah rada malam, akhirnya kami pulang dari windujenar. Kami menuju galabo untuk mengisi perut yang udah mulai lapar. Jam 9 malam galabo masih rame dikunjungi orang yg ingin menikmati jajanan spesial solo. Disana saya beli sate kere. Sedangkan adik saya cuma beli kebab. Di galabo cukup lama karena sate kerenya banyak bener. Harga 7500 dapet 10 tusuk. Sebenarnya mahal sih tapi mayanlah. Lama ga beli begituan. Sate kere itu semacam sate yang terbuat dari tempe gembus. Dibilang kere mungkin karena dulunya orang kere cuma bisa beli tempe gembus tapi pengen sate. Gitu kali ya, akhirnya jadilai sate tempe gembus, satenya wong kere. Tapi enak juga lho. Silakan dicoba. 1porsi 7500, lontong 3000. Slain sate gembus ada juga sate kikil, sate jeroan, dll yang tentunya harganya lebih mahal.

sate kere / sate gembus

Tempat mencari kuliner lengkap di solo di malam hari ya di galabo, tempat mencari kerajinan dan pakaian batik di malam hari ya di windujenar. Tempatnya berdekatan. Windujenar di triwindu, galabo di beteng. sekitar 1km mungkin.

Share and Enjoy: