Positif COVID-19

Sudah lama sekali tidak menulis catatan disini. Berhubung kesibukan pekerjaan, jadi tidak terurus juga blog ini. Sbenarnya menulis itu bisa menjadi stress relief ya kalau bisa konsisten. Sekarang ini banyakan sukanya ngetik di WA jadi agak males kl menulis yang panjang2. ADa juga IG, Tiktok, dan youtube,, semua serba visual dan memang sangat enak dinikmati daripada membaca bertele2. hehe..

Covid-19

Mungkin saat ini sudah terlalu telat ya kalau kita baru membahas Covid-19. Sudah 1 tahun lebih badai Covid ini menerjang seluruh dunia. Dan yang sangat memprihatinkan, semakin kesini maka semakin exponensial peningkatannya. Semoga kita semua dalam perlindungan yang Maha Kuasa dan senantiasa diberikan kesehatan untuk menghadapi situasi saat ini. Aamiin..

Ini cerita pengalaman pribadi saya aja. Sebenarnya selama pandemi ini, saya beberapa kali bolak balik ke jawa karena berbagai keperluan. Kl dicek di orderan tiket.com kayanya udah lebih dari 5x bolak balik sejak desember 2020. Tapi alhamdulillah setiap medical clearance selalu negatif. Berkat asupan makan yang bergizi, istirahat yang cukup, dan selalu happy..

Ke Jawa Akhir Juni

Akhir Juni lalu saya ada ke Jakarta 2 hari aja. Abis itu kembali lagi ke Balikpapan. Seperti biasa, sebelum masuk kerja harus melakukan serangkaian medical clearance mulai dari PCR test setelah isolasi 3 hari hingga interview singkat riwayat perjalanan. Tanggal 3 Juli saya PCR test dan dinyatakan negatif. Alhamdulillah akhirnya bekerja seperti biasa dengan tetap memperhatikan prokes.

Vaksinasi

Tanggal 7 Juli 2021, saat istri saya sedang ulang tahun juga pada hari itu, saya mendapatkan vaksin pertama menggunakan sinopharm. Pelaksanaan vaksin di RSPB (RS Pertamina Balikpapan) bersama teman2 yang belum vaksin. Kegiatan vaksinasi seharusnya dilakukan minggu sebelumnya. Berhubung saya dinas jadi tidak bisa ikut dan diganti pada hari ini.

Setelah diberikan vaksin dan diobservasi selama 30 menit, tidak memberikan gejala tertentu. Akhirnya bisa pulang dari RSPB dan bekerja lagi. Berhubung tidak ada gejala apapun, saya tetap ngantor. Hehe..

Akhirnya Positif

  • Tanggal 9 Juli 2021, saya masih ngantor seperti biasa. Tidak ada yang salah dengan kondisi saya. Tidak merasakan apapun.
  • Tanggal 12 Juli 2021, dapat kabar dari teman sekantor kalau kemarin demam dan pusing sehingga dilakukan test swab. Hasil testnya positif. Berhubung hari jumat kita satu ruangan akhirnya kena tracing.
  • Tanggal 15 Juli 2021, saya melakukan test PCR lagi. Kali ini di lentera. Infonya di RSPB penuh jadi diarahkan kesana. Baru jam 12 siang saya sampai sana ternyata lagi istirahat. Akhirnya nunggu 1 jam baru buka lagi.
  • Malam harinya dikabari kalau positif dan diminta besok melakukan screening di RSPB.
  • Tanggal 16 Juli 2021, saya datang ke RSPB untuk screening positif covid. Diambil tensi, saturasi oksigen, darah, dan roentgen paru-paru. Selanjutnya saya diarahkan untuk melakukan isolasi mandiri di RDP (rumah dinas perusahaan) karena di apartemen tidak boleh digunakan untuk isoman.
  • Akhirnya hari pertama isoman dimulai… Bismillah, semoga lancar dan segera negatif. Sebenarnya masih nggak percaya sih kok bisa positif. Saya juga tidak ada gejala apapun sebelumnya. Tapi ya sudah berhubung harus menjaga protokol kesehatan dan protokol dari perusahaan, maka kita buat enjoy aja. Semangat!!!!

Hari berikutnya, istri dan anak juga di PCR karena kena tracing dan alhamdulillah hasilnya negatif semua.

Menelan Biji Bisa Usus Buntu? Cek Faktanya..

“Usus Buntu, karena makan biji2an ??”
Dulu kita sering diingatkan orang tua kita jangan telan biji jambu,
nanti usus buntu…!!

Saya pernah diskusi dengan teman yang seorang dokter bedah.
Dokter itu menerangkan bahwa dia sudah ribuan kali mengoperasi orang
yang kena sakit usus buntu.
Selama dia operasi usus buntu, belum pernah dia menemukan di dalam
usus buntu itu yang namanya biji jambu, biji cabe, apalagi biji
durian.

Dokter itu menerangkan pula, bahwa sakit usus buntu terjadi karena
kita : KURANG MINUM AIR !
Bukan karena makan biji-bijian.

As simple as that ?? Ya, karena kurang minum air, bisa berakibat
frekuensi BAB juga berkurang. Frekuensi BAB berkurang, sementara
makanan yang kita makan sudah jadi sampah, yang siap dibuang, mampet
di usus besar. Akhirnya kotoran tersebut naik, dan masuk ke usus
buntu.

Karena sudah berupa kotoran, membusuk, jadilah infeksi. Infeksi
terjadi, kadar darah putih naik (karena ada infeksi).
Maka kalau ada gejala Usus Buntu, saat di cek darah, kadar lecocyt
pasti naik dengan tajam.

Jadi, kalau mau terhindar dari usus buntu : Banyak lah minum air!!
Kotoran didalam usus buntu akan keluar di ‘flushing’ oleh air putih.

Sekedar tips (yang saya dapat di toilet VICO, waktu pelayanan PDK
disana bulan lalu) di tempat Urinoir mereka, ada 4 lingkaran:
yang berwarna putih (bening), lalu kuning muda, kuning agak tua, dan
kuning tua sekali.

Lalu dibawahnya ada penjelasan.
Warna bening : You are in good shape !
Warna kuning muda : You still Ok, but drink more Water.
Warna Kuning agak Tua : You are being dehidrated! Drink water now!
Warna kuning tua sekali : Warning, Your body in danger !!!

Kita bisa tahu kita kurang minum dari warna air seni kita.
Keep drinking guys….Water, not alcohol…
Jika merasakan ada manfaatnya, kirimkan info ini kepada teman2 yg anda
cintai…Indahnya berbagi. Selamat bekerja berkarya bermanfaat….:)

*diambil dari milis*